Analisis Kasus
Andrew Conley, "Dexter" di Dunia Nyata
Dampak Media Massa Terhadap Pembelajaran Sosial
4.1. Pendahuluan
Pada abad ke-21 ini, teknologi dan ilmu pengetahuan sedang berkembang pesat dan mempengaruhi setiap bidang kehidupan. Tidak terkecuali dengan bidang komunikasi. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah melahirkan media massa yang setiap saat dapat mempengaruhi kehidupan dan persepsi masyarakat.
4.2. Andrew Conley, "Dexter" di Dunia Nyata
Pada abad ke-21 ini, teknologi dan ilmu pengetahuan sedang berkembang pesat dan mempengaruhi setiap bidang kehidupan. Tidak terkecuali dengan bidang komunikasi. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah melahirkan media massa yang setiap saat dapat mempengaruhi kehidupan dan persepsi masyarakat.
Melalui berita-berita, film, maupun
iklan-iklan komersial, media massa sangat berperan besar dalam membentuk pola
hidup dan komunikasi masyarakat. Media massa dapat memberikan dampak positif
dan negatif terhadap seseorang. Dampak positif yang diberikan dapat berupa ilmu
pengetahuan. Namun media massa juga dapat memberikan dampak negatif seperti tindakan
kriminal akibat kurangnya pengarahan dari keluarga atau orang-orang
disekelilingnya.
Berikut ini kita akan melihat salah
satu contoh dari pengaruh media massa terhadap kehidupan seseorang. Tentunya
contoh ini menampilkan satu contoh negatif dari dampak media massa dan publik
disamping banyaknya dampak-dampak positif bagi masyarakat.
4.2. Andrew Conley, "Dexter" di Dunia Nyata
4.1. Andrew Conley |
Pada
tanggal 28 November 2009 malam, Andrew melaporkan kepada kepolisian
Georgia bahwa dia telah membunuh adiknya tersebut. Andrew sempat
mengejutkan pihak kepolisian dengan pengakuannya itu. Andrew mengklaim
bahwa dirinya serupa dengan Dexter, seorang serial killer, pemeran utam
a dalam
serial Amerika, DEXTER.[1]
4.2. Serial Dexter |
Tentunya kita sudah tidak asing lagi
dengan serial “Dexter”. Serial ini
mulai tayang di Amerika pada tahun 2006. Serial ini menceritakan tentang Dexter, seorang laki-laki yang sejak
kecil memiliki sifat serial killer dalam
dirinya. Pada umur 3 tahun dia diadopsi oleh seorang polisi Miami. Dexter akhirnya bekerja
membantu kepolisian untuk menyelidiki kasus-kasus pembunuhan sebagai seorang
analis yang menganalisa pola-pola percikan atau ceceran darah atau yang dikenal
dengan “blood spatter pattern analyst[2]”. Di samping
pekerjaannya di kepolisian, ternyata dia juga bekerja sebagai serial killer yang membunuh target-targetnya
yang menjadi tersangka dari kasus-kasus yang dianalisanya. Dexter harus melakukan
pembunuhan dengan sangat rapi dan tanpa kesalahan agar dia tidak dicurigai dan menjadi
tersangka.
4.3 Teori "Social Learning" Albert Bandura
4.3. Albert Bandura dan Teori "Social Learning" |
Teori “Social Learning” dikembangkan oleh Albert Bandura, seorang psikolog
asal Mundare, Kanada. Melalui teorinya “social
learning” atau “belajar social”, Albert mengatakan bahwa setiap manusia
belajar melalui manusia lain melalui observasi, peniruan, dan pemodelan. Teori
ini sering disebut jembatan antara behavioris dan teori pembelajaran kognitif
karena meliputi perhatian, memori, dan motivasi.[3]
1. Dari Kondisi yang dialami orang lain / Conditioning/ Observasi
Kita dapat belajar social dengan cara
memperhatikan kondisi orang lain. Melalui reward
dan punishment kita dapat
mengerti mana yang lebih baik kita lakukan atau tidaK. Jika kita melihat teman
kita dimarahi oleh guru karena tidak mengerjakan tugas, maka kita mengerti
bahwa kita harus mengerjakan tugas kita agar tidak dimarahi oleh guru kita.
2. Dengan meniru perilaku orang lain / Imitating
Saat proses ini berlangsung, tidak ada respon “role model” kita. Kita cukup
memperhatikan dan mempelajari kegiatan mereka. Pada proses ini, model dapat
berupa pemeran atau visualisasi tiruan.
Menurut Bandura, dalam mempelajari
sesuatu, manusia memerlukan model. Teori pembelajaran sosial berasal dari karya Albert Bandura
yang mengusulkan bahwa
belajar observasional dapat
terjadi berkaitan dengan tiga model[4]:
1. Model hidup: Tokoh yang ada dalam
kehidupan nyata yang melakukan apa yang menarik untuk kita ikuti.
2. Instruksi verbal: dimana seseorang
mendeskripsikan sebuah tindakan dan mempengaruhi orang lain untuk melakukannya.
3. Simbolik: model yang berupa
tokoh-tokoh imajinasi yang terdapat dalam media-media massa seperti film, serial, music, kartun. dll.
Menurut Bandura, ada 4 langkah proses modeling, yaitu:
1. Atensi (Perhatian)
Dalam mempelajari sesuatu, kita harus memperhatikan apa yang menjadi “role model” kita serta apa yyang dilakukannya sehingga dapat mengerti.
Dalam mempelajari sesuatu, kita harus memperhatikan apa yang menjadi “role model” kita serta apa yyang dilakukannya sehingga dapat mengerti.
2. Retensi (Ingatan)
Setelah memperhatikan, maka kita akan
mengingat apa yang dilakukan. Hal ini termasuk pengkodean simbolis, gambaran
mental, kognitif organisasi, latihan simbolis, latihan motorik.
3. Reproduksi
Untuk
mereproduksi apa yang sudah kita ingat, maka kita harus mengatur responnya
terhadap model tersebut dengan mempraktikannya.
4. Motivasi
Ada motivasi yang pada akhirnya akan mendorong kita untuk melakukan tidakan tersebut. Motivasi-motivasi dapat berbentuk harapan-harapan di masa lalu (behaviorisme tradisional), menjanjikan (insentif yang dibayangkan) dan perwakilan (melihat dan mengingat model yang patut ditiru). Hal ini dipengaruhi oleh reward dan punishment.
Ada motivasi yang pada akhirnya akan mendorong kita untuk melakukan tidakan tersebut. Motivasi-motivasi dapat berbentuk harapan-harapan di masa lalu (behaviorisme tradisional), menjanjikan (insentif yang dibayangkan) dan perwakilan (melihat dan mengingat model yang patut ditiru). Hal ini dipengaruhi oleh reward dan punishment.
Bandura percaya pada “determinisme timbal balik”,
yaitu lingkungan memang membentuk perilaku dan perilaku membentuk lingkungan,
sedangkan behaviorisme dasarnya menyatakan bahwa lingkungan seseorang
menyebabkan perilaku seseorang. Bandura, yang juga mempelajari “kenakalan”
remaja, menemukan ini terlalu sederhana, dan di samping itu dia menyarankan
bahwa perilaku lingkungan merupakan menyebabkan juga. Kemudian, Bandura segera
menganggap kepribadian sebagai interaksi antara tiga komponen yaitu lingkungan,
perilaku, dan proses psikologis seseorang.
4.3. Analisa Masalah Melalui Teori "Social Learning"
Latar Belakang
Menurut analisis kami berdasarkan
video di atas, latar belakang Andrew melakukan pembunuhan terhadap adiknya
adalah karena kekagumannya terhadap tokoh Dexter yang diperankan oleh Michael.
C. Hall. Dia merasakan bahwa dirinya adalah Dexter. Hal ini dikarenakan dia
menjadikan karakter Dexter sebagai “role
model”nya sehingga timbul keinginan untuk mengikuti tindakan karakter
tersebut (imitating). Dexter adalah contoh dari model simbolik
dari teori “belajar sosial” Albert Bandura.
Faktor
Faktor – faktor penyebab pembunuhuan yang dilakukan Andrew Conley:
· 1. Adanya rasa kagum yang berlebihan terhadap tokoh
fiksi dalam film Dexter, sehingga membuatAndrew ingin meniru perbuatan yang
dilakukan tokoh tersebut.
2. Kurangnya pengawasan, dampingan dan didikan dari
orang tua saat penayangan dan pemilihan program televisi.
3. Adanya khayalan yang tinggi.
4. Situasi yang memungkinkan untuk melakukan apa yang
selalu ingin Andrew lakukan sejak berusia 8 tahun, yaitu membunuh orang seperti tokoh Dexter.
Proses
4.4. Andrew (kiri) dan alm. Conner (kanan) |
Menurut
pengamatan kami berdasarkan video di atas, saat pertama kali Andrew menonton
serial Dexter, Andrew langsung memperhatikan dan
mengobservasi apa yang diperbuat Dexter dan langsung menjadikan karakter Dexter
sebagai “role model”nya secara
simbolik karena Dexter hanya karakter imajinasi yang ada di televisi. Kurangnya
pengarahan dari orang tua membuat pikiran dan imajinasi Andrew terlalu bebas
sehingga dia mengaggap bahwa dirinya seperti Dexter.
Andrew melihat
apa yang diperbuat dan terjadi pada Dexter. Andrew mengamati apa yang dilakukan
Dexter. Kemudian Andrew pun mulai untuk mengingat segala kegiatan yang dilakukan
Dexter. Saat itu Andrew memasuki tahap resensi. Setelah Andrew mengingat
pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan Dexter, dia mulai memasuki tahap
reproduksi dimana dia mulai mempraktikan pembunuhan itu terhadap adiknya. Dia
melakukan proses imitating dimana dia
meniru kelakuan Dexter. Dengan motivasi
ingin seperti Dexter dan karena merasa seperti Dexter, akhirnya Andrew membunuh
adiknya dengan cara mencekiknya selama 20 menit.
Andrew Conley
membunuh adiknya dengan cara mencekik adiknya selama 20 menit. Setelah adiknya
mati, dia pun memasukkan tubuh adiknya ke dalam kantong sampah lalu membuangnya
ke taman di dekat rumah mereka. Setelah itu Andrew pergi ke rumah pacarnya dan
menonton televisi.
Dampak
Melalui kasus Andrew Conley, kita dapat mengetahui
bahwa media massa memberikan dampak yang sangat besar kepada seseorang. Jika
tidak ada control dari orang tua atau agama, maka akan memberikan dampak
negatif kepada orang tersebut. Dampak-dampak yang terjadi melalui kasus Andy
ini adalah:
4.5. Dexter holding knife |
a.
Dampak
Kognitif
Berupa
pengetahuan yang masuk ke dalam pikiran Andrew. Andrew yang tadinya tidak tahu
mengenai sosok Dexter dan cara-cara membunuhnya menjadi tau. Pikirannya pun
berubah karena menganggap membunuh bukanlah hal yang salah.
b. Dampak Afektif
4.6. Andrew diinterview oleh psikolog |
Dampak
afektif yang mempengaruhi Andrew adalah kesukaannya pada hal-hal yang berbau kriminal seperti pembunuhan. Dia bahkan mengagumi sosok Dexter secara
berlebihan. Serial Dexter telah
mengubah kesenangan dan kesukaannnya kepada hal-hal yang tabu di mata
masyarakat. Hal yang semakin parah adalah ketika Andrew merasa bahwa dirinya
sama seperti Dexter.
c. Dampak Konatif
Dampak
konatif adalah dampak terparah yang mempengaruhi Andrew karena pada akhirnya
membuat dia membunuh adiknya sendiri tanpa rasa belas kasihan tanpa alasan yang
jelas. Meski pun telah mendekam di penjara, dia masih sering menanyakan
kelanjutan serial Dexter kepada sanak
saudaranya melalui telepon. Serial Dexter
telah membuat dia mengalami gangguan kejiwaan. Dia telah mencoreng nama
keluarga dan nama baiknya sendiri.
4.4. Konklusi / Kesimpulan
4.5. Daftar Pustaka
[1] http://thecelebritycafe.com/feature/2020-recap-andrew-conley-real-life-dexter-killer-03-19-2011,
March 19, 2011; Retrieved on: December 10, 2012
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Dexter_%28TV_series%29,
December 10, 2012
Retrieved
on: December 10, 2012
[3] http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/,
April 17, 2012
Retrieved
on: December 10, 2012
Gambar 4.1 : http://www.komonews.com/news/national/78523612.html,
December 4, 2009
Retrieved on: December
10, 2012
Gambar 4.2 : http://www.awardscircuit.com/2012/09/01/,
September 1, 2012
Retrieved on: December
10, 2012
Gambar 4.3 : http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/,
April 17, 2012
Retrieved on: December
10, 2012
Retrieved on: December
10, 2012
February 16, 2011;
retrieved on: December 10, 2012
Gambar 4.6: http://article.wn.com/view/2009/12/08/Conner_Conley_Teenage_murder_suspect_Andrew_Conley_felt_like/,
September 16, 2010; retrieved on: December 10, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar