Senin, 01 Oktober 2012

MODEL KOMUNIKASI (Gudykunst dan Young Yun Kim)

MODEL KOMUNIKASI

Gudykunst dan Young Yun Kim

Definisi



2.1 Karya Gudykunst dan Kim
Model komunikasi menurut William  B.Gudykunst dan Young Yun Kim[1] merupakan model komunikasi antarbudaya, yakni komunikasi antara orang-orang yang berasal dari budaya berlainan, atau komunikasi dengan orang asing (stranger).
Sebenarnya, istilah "intercultural communication" pertama kali diperkenalkan oleh Edward T. Hall pada tahun 1959.
Pada tahun 1983, melalui bukunya  yang berjudul "Communicating with Stranger: An Approach to Intercultural Communications", Gudykunst dan Kim memperkenalkan tema pertama tentang  "teori komunikasi antar budaya" Intercultural Communication[2] .



Communicating with strangers: An approach to intercultural communications


2.2 Young Yun Kim
2.3 William B. Gudykunst












Tujuan komunikasi antar budaya



Berikut ini adalah tujuan dari komunikasi antar budaya, yaitu:

  • Memahami perbedaan budaya yang mempengaruhi praktik komunikasi.
  • Mengkomunikasi antar orang yang berbeda budaya.
  • Mengidentifikasikan kesulitan – kesulitan yang muncul dalam komunikasi.
  • Membantu mengatasi masalah komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan budaya.


Contoh komunikasi interkultural 

Gambar 2.4

PROSES KOMUNIKASI

Gambar 2.5

Elemen-elemen proses komunikasi

1.     Pengirim (sender/encoder)= orang yang memberikan pesan
2.     Penerima (receiver/decoder)= sasaran/tujuan/penyandi balik
3.     Pesan (messsage) = sesuatu yang disampaikan atau dikomunikasikan
4.     Umpan Balik (feedback


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasI (FILTER-FILTER KONSEPTUAL)

Menurut Gudykunst dan Kim[3], ada 4 filter konseptual yang mempengaruhi kita dalam berkomunikasi (melakukan penyandian pesan dan penyandian balik pesan), yaitu:

2.6 Pengaruh Faktor Budaya
1.     Faktor budaya: meliputi faktor-faktor yang menjelaskan kemiripan dan perbedaan budaya. (Agama, budaya, sikap, bahasa).
     Contoh: Ketika kita harus memilih mau peduli dengan individu atau dengan kelompok.
2.     Faktor sosiobudaya: Pengaruh yang menyangkut proses penataan sosial.
    ( keanggotaan, kelompok, konsep diri, ekspektasi diri)
     Contoh: Jika kita menjadi ketua dalam suatu organisasi, tentunya konsep diri dan ekspektasi diri kita sangat tinggi.
3.     Faktor psikobudaya: Mempengaruhi proses penataan pribadi (stereotip dan sikap)
     Contoh: Etnosentrisme (menafsirkan perilaku orang lain dengan pemikiran diri sendiri dan ingin orang lain berlaku sama seperti kita).
4.     Faktor lingkungan: mempengaruhi persepsi kita akan lingkungan.  (lokasi geografis, iklim, situasi arsitektural, persepsi atas lingkungan).
     Contoh: Seorang Amerika Utara dan seorang warga Kolombia yang memiliki cara pandang berbeda tentang ruang keluarga.. (Bagi orang Amerika ruang keluarga adalah tempat berkumpul dan bercanda (informal), bagi orang  Kolombia, ruang keluarga adalah tempat formal).

TERJADINYA PROSES KOMUNIKASI 

Menurut gambaran model komunikasi Gudykunst dan Kim[4], kedudukan sender/decoder dengan receiver/decoder sama. Pribadi A dan probadi B dapat berperan sebagai pengirim sekaligus penerima. Masing-masing pribadi dapat melakukan penyandian pesan sekaligus penyandian balik pesan.  Pesan suatu dari pribadi A dapat juga menjadi umpan balik bagi pribadi B. Begitu pula sebaliknya.
Dalam penyampaian pesan, ada factor-faktor yang mempengaruhi sang receiver untuk menanggapi pesan itu. Faktor-faktor tersebut berupa filter-filter konseptual yang terdiri dari faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya, dan lingkungan.    
Menurut Godykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian-balik pesan merupakan proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konspetual yang dikategorikan menjadi faktor-faktor buday, sosiobudaya, psikobudaya dan faktor lingkunga. Lingkaran paling dalam, yang mengandung interaksi antara penyandian pesan paling dalam, yang mengandung interaksi antara penyandian pesan dan penyandian pesan balik pesan, dikelilingi tiga lingkaran lainnya yang merepresentasikan pengaruh budaya, sosiobudaya, dan psikobudaya. Ketiga lingkaran dengan garis putus-putus mencerminkan hubungan faktor-faktor yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi.

Lingkungan merupakan salah satu unsur yang melengkapi model Gudykunst dan Kim. Garis putus-putus yang melambangkan Lingkungan merupakan pembuktian bahwa lingkungan tersebut bukanlah daerah tertutup atau terisolasi. Lingkungan mempengaruhi kita dalam menyandi dan menyandi balik pesan. Lokasi geografis, iklim, situasi arsitektual (lingkungan fisik). Dan persepsi kita atas lingkunga tersebut mempengaruhi cara kita menafsirkan rangsangan yang datang dan prediksi yang kita buat mengenai perilaku orang lain.



Positif dan negatif

                          Positif
Negatif
Menambah pengetahuan antar budaya
Sering muncul kesalahpahaman
Memperbesar toleransi antar budaya
Dapat memicu terjadinya konflik
Memperluas pergaulan
Tidak ada media

-->

Konklusi / kesimpulan

Model komunikasi Gudykunst dan Kim membuat kita dapat mengenal budaya lain secara lebih dalam. Dengan komunikasi Gudykunst and Kim ini juga kita dalam mempelajari dan mengetahui latar belakang suatu budaya , agama , suku , lingkungan , pendidikan , dll . Akan tetapi model komunikasi ini seringkali menimbulkan kesalahpahaman dan konflik akibat perbedaan latar belakang budaya.

REFERENSI:



[1] Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosda, 2011, halaman. 169
Retrieved on September 28, 2012
Retrieved on October 1, 2012
[3]Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosda, 2011, halaman. 171
Retrieved on September 28, 2012
[4]Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosda, 2011, halaman. 169-171
Retrieved on September 28, 2012

 
GAMBAR:
2.1