MODEL KOMUNIKASI
Gudykunst dan Young Yun Kim
Definisi
2.1 Karya Gudykunst dan Kim |
Model komunikasi
menurut William B.Gudykunst dan Young
Yun Kim[1] merupakan
model komunikasi antarbudaya, yakni komunikasi antara orang-orang yang berasal
dari budaya berlainan, atau komunikasi dengan orang asing (stranger).
Sebenarnya, istilah "intercultural communication" pertama kali diperkenalkan oleh Edward T. Hall pada tahun 1959.
Pada tahun 1983, melalui bukunya yang berjudul "Communicating with Stranger: An Approach to Intercultural Communications", Gudykunst dan Kim memperkenalkan tema pertama tentang "teori komunikasi antar budaya" Intercultural Communication[2] .
Communicating with strangers: An approach to
intercultural communications
2.2 Young Yun Kim |
2.3 William B. Gudykunst |
Tujuan komunikasi antar budaya
Berikut ini adalah tujuan dari komunikasi antar
budaya, yaitu:
- Memahami perbedaan budaya yang mempengaruhi praktik komunikasi.
- Mengkomunikasi antar orang yang berbeda budaya.
- Mengidentifikasikan kesulitan – kesulitan yang muncul dalam komunikasi.
- Membantu mengatasi masalah komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan budaya.
Contoh komunikasi interkultural
Gambar 2.4 |
PROSES KOMUNIKASI
Gambar 2.5 |
Elemen-elemen
proses komunikasi
1. Pengirim (sender/encoder)= orang yang memberikan pesan
2. Penerima (receiver/decoder)= sasaran/tujuan/penyandi balik
3. Pesan (messsage) = sesuatu yang disampaikan atau dikomunikasikan
4. Umpan Balik (feedback)
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasI (FILTER-FILTER KONSEPTUAL)
Menurut
Gudykunst dan Kim[3], ada 4 filter konseptual yang
mempengaruhi kita dalam berkomunikasi (melakukan penyandian pesan dan
penyandian balik pesan), yaitu:
2.6 Pengaruh Faktor Budaya |
Contoh: Ketika kita harus memilih mau peduli dengan individu atau dengan kelompok.
2. Faktor sosiobudaya: Pengaruh yang menyangkut proses penataan sosial.
( keanggotaan, kelompok, konsep diri, ekspektasi diri)
Contoh: Jika kita menjadi ketua dalam suatu organisasi, tentunya konsep diri dan ekspektasi diri kita sangat tinggi.
( keanggotaan, kelompok, konsep diri, ekspektasi diri)
Contoh: Jika kita menjadi ketua dalam suatu organisasi, tentunya konsep diri dan ekspektasi diri kita sangat tinggi.
3. Faktor psikobudaya: Mempengaruhi proses penataan pribadi (stereotip dan sikap)
Contoh: Etnosentrisme (menafsirkan perilaku orang lain dengan pemikiran diri sendiri dan ingin orang lain berlaku sama seperti kita).
Contoh: Etnosentrisme (menafsirkan perilaku orang lain dengan pemikiran diri sendiri dan ingin orang lain berlaku sama seperti kita).
4. Faktor lingkungan: mempengaruhi persepsi kita akan lingkungan. (lokasi geografis, iklim, situasi
arsitektural, persepsi atas lingkungan).
Contoh: Seorang Amerika Utara dan seorang warga Kolombia yang memiliki cara pandang berbeda tentang ruang keluarga.. (Bagi orang Amerika ruang keluarga adalah tempat berkumpul dan bercanda (informal), bagi orang Kolombia, ruang keluarga adalah tempat formal).
Contoh: Seorang Amerika Utara dan seorang warga Kolombia yang memiliki cara pandang berbeda tentang ruang keluarga.. (Bagi orang Amerika ruang keluarga adalah tempat berkumpul dan bercanda (informal), bagi orang Kolombia, ruang keluarga adalah tempat formal).
TERJADINYA PROSES KOMUNIKASI
Menurut gambaran model komunikasi
Gudykunst dan Kim[4],
kedudukan sender/decoder dengan receiver/decoder sama. Pribadi A dan probadi B
dapat berperan sebagai pengirim sekaligus penerima. Masing-masing pribadi dapat
melakukan penyandian pesan sekaligus penyandian balik pesan. Pesan suatu dari pribadi A dapat juga menjadi
umpan balik bagi pribadi B. Begitu pula sebaliknya.
Dalam penyampaian pesan, ada factor-faktor
yang mempengaruhi sang receiver untuk menanggapi pesan itu. Faktor-faktor
tersebut berupa filter-filter konseptual yang terdiri dari faktor budaya,
sosiobudaya, psikobudaya, dan lingkungan.
Menurut
Godykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian-balik pesan merupakan proses
interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konspetual yang dikategorikan
menjadi faktor-faktor buday, sosiobudaya, psikobudaya dan faktor lingkunga.
Lingkaran paling dalam, yang mengandung interaksi antara penyandian pesan
paling dalam, yang mengandung interaksi antara penyandian pesan dan penyandian
pesan balik pesan, dikelilingi tiga lingkaran lainnya yang merepresentasikan
pengaruh budaya, sosiobudaya, dan psikobudaya. Ketiga lingkaran dengan garis
putus-putus mencerminkan hubungan faktor-faktor yang tidak dapat dipisahkan dan
saling mempengaruhi.
Lingkungan merupakan salah satu unsur yang melengkapi model
Gudykunst dan Kim. Garis putus-putus yang melambangkan Lingkungan merupakan pembuktian
bahwa lingkungan tersebut bukanlah daerah tertutup atau terisolasi. Lingkungan
mempengaruhi kita dalam menyandi dan menyandi balik pesan. Lokasi geografis,
iklim, situasi arsitektual (lingkungan fisik). Dan persepsi kita atas lingkunga
tersebut mempengaruhi cara kita menafsirkan rangsangan yang datang dan prediksi
yang kita buat mengenai perilaku orang lain.
Positif dan negatif
Positif
|
Negatif
|
Menambah pengetahuan antar budaya
|
Sering muncul kesalahpahaman
|
Memperbesar toleransi antar budaya
|
Dapat memicu terjadinya konflik
|
Memperluas pergaulan
|
Tidak ada media
|
Konklusi / kesimpulan
Model komunikasi Gudykunst dan Kim membuat kita dapat
mengenal budaya lain secara lebih dalam. Dengan komunikasi Gudykunst and Kim
ini juga kita dalam mempelajari dan mengetahui latar belakang suatu budaya ,
agama , suku , lingkungan , pendidikan , dll . Akan tetapi model komunikasi ini
seringkali menimbulkan kesalahpahaman dan konflik akibat perbedaan latar
belakang budaya.
REFERENSI:
REFERENSI:
[1] Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi. Bandung:
Rosda, 2011, halaman. 169
Retrieved on
September 28, 2012
[2] http://defickry.wordpress.com/2007/09/16/teori-etnosentrisme/,
September 16, 2007
Retrieved
on October 1, 2012
[3]Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi. Bandung:
Rosda, 2011, halaman. 171
Retrieved on
September 28, 2012
[4]Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi. Bandung:
Rosda, 2011, halaman. 169-171
Retrieved on
September 28, 2012
GAMBAR:
2.1
2.2
2.3
Lain-Lain